Usai Diwisuda, 133 Sarjana INKAFA langsung Bekerja
GRESIK,Gresikgress.com – Institut
Keislaman Abdullah Faqih (INKAFA) melaksanakan rapat terbuka senat
dalam rangka Wisuda ke-7 sarjana (S-1) yang bertempat di Pondok
Pesantren Mambaus Sholihin (PPMS) Suci Manyar, Ahad (20/10). Wisuda kali
ini diikuti oleh 133 wisudawan dari empat Fakultas dan enam program
studi. Fakultas Tarbiyah dengan Prodi Pendidikan Agama Islam dan
Pendidikan Bahasa Arab, Syari’ah dengan Prodi Hukum Keluarga dan Hukum
Ekonomi Syariah, Ushuluddin dengan Prodi Ilmu al-Qur’an dan Tafsir, dan
Dakwah dengan Prodi Komunikasi dan Penyiaran Islam, disamping enam
program studi tersebut Inkafa juga memiliki program studi Pendidikan
Bahasa Inggris dengan SK Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI nomor
99/E/2013.
Lulusan INKAFA diharapkan dapat berperan aktif di tengah masyarakat,
profesi apapun boleh asalkan dapat menjadi kyai atau pembina mental di
lingkungannya.“Jadi apa saja boleh, yang terpenting jadikanlah profesimu
sebagai media memperjuangkan Agama Allah” ujar Pengasuh Pondok
Pesantren Mambaus Sholihin (PPMS) Suci Manyar, KH. Masbuhin Faqih
sembari berharap besar agar lulusan INKAFA untuk tidak berhenti belajar
serta meminta kepada orang tua lulusan untuk ikhlas apabila
putra-putrinya dikehendaki oleh pesantren untuk dijadikan tenaga
pendidik di lembaga-lembaga pendidikan yang mengajukan permohonan tenaga
pendidik ke INKAFA maupun Yayasan Pondok Pesantren Mambaus Sholihin.Dalam kesempatan tersebut, Rektor INKAFA Drs. KH. Abd Salam, MM menegaskan kembali peran wisudawan sebagai calon pemimpin masa depan yang siap mengambil estafet kepemimpinan generasi tua, alumni INKAFA adalah generasi yang mandiri, cerdas dan inovatif, pelopor dan penggerak pembangunan serta senantiasa memberikan kemaslahatan bagi umat. “Kami sangat bersyukur sekaligus menghaturkan rasa banggam karena begitu selesai di wisuda, para wisudawan sudah diminta untuk menjadi tenaga pendidik, dai, ataupun profesi lainnya di berbagai lembaga pendidikan maupun instansi yang sudah mengajukan permohonan ke Inkafa maupun PPMS,” tegas Abd Salam.
Direktur Pendidikan Tinggi Islam Kemenag RI, Prof. Dr. Dede Rosyada dalam orasinya memberikan motifasi kepada wisudawan untuk mengabdi kepada masyarakat. Lulusan prodi yang terkesan tidak mempunyai field market ternyata mendorong lulusan untuk lebih kreatif. Ada banyak lulusan prodi tafsir hadis misalnya, yang menjadi politisi, kepala daerah, entrepreneur maupun lainnya. “Kini telah banyak Bank-bank syariah, maka lulusan prodi Mu’amalah atau Hukum Ekonomi Syariah juga mempunyai ruang yang sangat lebar untuk menjadi lawyers yang memiliki kemampuan lebih dalam bidang hukum Islam, begitupun prodi-prodi yang lain,”“ tandas Dede Rosyada.
Sementara itu wisudawan terbaik, Hawin Uswatun Najah mahasiswi asal Blitar dalam pesan-kesannya mengutip pendapat Dr. Ibrahim Elfiky “Every success reached is begun from the place where he lives, whatever that condition of place is”. keberhasilan yang diraih seseorang, pasti dimulai dari tempat ia tinggal, bagaimanapun kondisi tempat itu. Di sini kita mengembangkan potensi diri kita sebagaimana kita menggali ilmu-ilmu dengan mendengar, memperhatikan, dan mengamati. Helen Keller pernah berkata “ada orang yang mendengar tetapi tidak memperhatikan, melihat tetapi tidak menangkap makna yang dilihat, dan merasakan tetapi tidak menghayati. Maka aku menyadari bahwa orang buta adalah orang yang buta mata hatinya, bukan buta penglihatannya”. ”Oleh karena itu disinilah kita berhutang budi, sehingga kami para wisudawan, begitu selesai menjalani prosesi wisuda, kami siap untuk mengemban amanah ditugaskan di mana saja di seluruh pelosok negeri ini,” ungkapnya dengan sorot mata berbinar-binar. [yat/ida]
0 komentar:
Posting Komentar