468x60 Ads

Putih





Putih terlalu senyap bagiku,
hingga melenyapkan hasratku,
tapi mengapa penyair selalu lantang dengan corak warna kesucianmu meneriakkan
isi kata-kata dengan bangga?
Mungkin dia selalu menyimpan segumpal awan di dadanya, sehingga putih juga hatinya….
Putih, benar-benar mengalirkan darah dari ujung kendi kebangganku hingga tersipu malu di ujung jari ketulusanku…
Putih, kau hadir sebening mata bidadari yang mengalir dari
Lubuk hatinya menuju suci cintaku….

Suci, Selasa 20 Nopember 2012
(Puisi atas permintaan Shofiatus Sholihah lewat Facebook)

0 komentar:

Posting Komentar